Gudang Materi

Tampilkan postingan dengan label Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi. Tampilkan semua postingan

Dewasa ini sistem komputer Akuntansi sangat berkembang pesat, dan bahkan setiap perusahaan harusnya mengembangkan sistemnya sesuai dengan kompleksitas, perkembangan perusahaan, juga untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan adanya software komputer, maka pekerjaan yang manual dan memakan banyak waktu dan tenaga seperti paper work akan semakin berkurang. Selain itu, komputer juga dapat memproses lebih banyak data dalam waktu yang relatif cepat, sehingga efisiensi pun akan didapatkan. Data yang diolah dalam komputer akan menjadi output berupa informasi finansial ataupun non finansial. Proses pengolahan data ini dapat dilakukan secara terdistribusi maupun terpusat. Terdistribusi berarti data diolah secara terpisah (misalnya dalam tiap komputer tanpa terhubung ke jaringan), sedangkan pengolahan terpusat berarti data diolah secara terpusat, dengan satu database sebagai wadah untuk menampung semua data perusahaan (misalnya: komputer terhubung ke jaringan perusahaan untuk pengolahan data).
Dengan menggunakan komputer, laporan yang terlambat ataupun informasi yang non struktural bisa dapat diminimalisasi berkat pengendalian dan penerapan akuntansi untuk menghasilkan informasi yang layak dan berguna dan memenuhi prinsip akuntansi bagi perusahaan.
Dokumen Dasar Akuntansi
Dokumen dasar atau data yang digunakan umumnya berupa bukti transaksi. Ini merupakan input yang sangat penting karena menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam akuntansi. Kendala yang sering dialami adalah kurangnya kualitas bukti transaksi, atau bahkan kelebihan input transaksi sehingga sistem yang seharusnya simpel dan mudah digunakan menjadi semakin kompleks dan ruwet. Dokumen dasar yang berkualitas dapat ditransformasi menjadi informasi yang tepat. Adanya standardisasi dalam input ini penting untuk memastikan data masuk ke dalam sistem komputer akuntansi secara tepat dan benar. Perubahan dokumen dasar berdampak pada berubahnya keseluruhan sistem akuntansi dan pengolahan data.
Pada dasarnya, cara yang sama digunakan oleh setiap perusahaan dalam mengolah dokumen ini, tapi karena adanya perbedaan dalam skala perusahaan (besar kecilnya), jenis usaha, teknologi yang dipakai, ataupun sumber daya yang dipakai, maka sistem akuntansi perusahaan dapat berbeda satu sama lain. Ini yang menyebabkan sistem yang digunakan oleh satu perusahaan bisa jadi tidak bisa digunakan oleh perusahaan lain.
Kategori dalam Akuntansi
Akuntansi dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan menurut jenis kegiatannya, yang saling berhubungan satu sama lain sebagai berikut:
  • Akuntansi financial (Financial accounting)
    • Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
    • Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
    • Akuntansi Pajak (tax accounting)
    • Pemeriksaan Akuntansi (auditing)
  • Akuntansi manajemen
    • Akuntansi Strategis (planning)
    • Akuntansi Pemerintahan dan Lembaga
    • Sistem Akuntansi
    • Sistem Distribusi
    • Sistem Inventori
    • Sistem Penjualan
    • Sistem Komputer Akuntansi
Sistem Akuntansi Komputer
Sistem akuntansi komputer merupakan sistem akuntansi yang mengalami transformasi karena adanya penggunaan komputer. Sistem ini memberikan banyak keuntungan dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam akuntansi dengan memenuhi prinsip akuntansi. Walau demikian, sistem akuntansi komputer dapat pula menyebabkan masalah baru dalam perusahaan bila perkembangan sistem tidak diikuti dengan training yang memadai bagi sumber daya manusianya.
Aplikasi Akuntansi Komputer
Perkembangan teknologi khususnya dalam informasi dan komunikasi memacu perkembangan dalam dunia akuntansi. Salah satu yang berkembang dan telah umum diimplementasikan di dunia adalah aplikasi akuntansi komputer. Beberapa jenis aplikasi akuntansi komputer yang telah banyak dipakai di seluruh penjuru dunia adalah MYOB, Payroll, DacEasy, Simply Accounting, General Ledger, Acc Pac, Peachtree, dll. Manfaat aplikasi akuntansi komputer adalah menghasilkan kemudahan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan dengan akurat, efisien dan cepat. Keuntungan dalam penggunaan aplikasi komputer adalah kecepatan dalam mendapatkan laporan keuangan, yang seringkali dilakukan secara otomatis oleh komputer bila dibandingkan dengan cara manual. Penggunaan komputer juga memiliki tingkat ketepatan tinggi. Aplikasi komputer akuntansi juga mampu menghasilkan dan menampilkan data dengan mudah dan cepat.
Aplikasi akuntansi komputer dapat digunakan oleh semua pemakai yang bisa mengoperasikan komputer serta memahami prosedur standar pembukuan. Dengan demikian, aplikasi ini tidak hanya ditujukan pada pakar akuntansi atau orang yang ahli di bidang komputer yang sudah mengetahui cara menginstal komputer.
Read More …

Pengendalian sistem akuntansi yang telah ditulis oleh kalangan para ahli diantaranya akan dikemukakan Mulyadi (1993 : 3) adalah sebagai berikut :
“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyatakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna membuahkan pengelolaan perusahaan”.
Adapun menurut Zaki Baridwan (1990 : 3) mendefinisikan sistem akuntansi adalah :
“Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolahm menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finasial dan pembuat keputusan yang relevan kepada pihak ekstern dan intern perusahaan”.
Menurut George H. Board dan William Hopswood dalam Amir Abadi Yusuf (2001 : 1) memberikan pengertian sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi dan dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan”.
Dengan demikian dilihat dari definisi di atas, sistem informasi akuntansi atau sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan-perusahaan tersebut.
Beberapa isi pokok dari sistem akuntansi dan prosedur-prosedur yang berhubungan sebagai berikut :
1. Sistem akuntansi penjualan kredit.
2. Sistem akuntansi piutang.
3. Sistem akuntansi pembelian.
4. Sistem akuntansi utang.
5. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan.
6. Sistem akuntansi biaya.
7. Sistem akuntansi penerimaan kas.
8. Sistem akuntansi pengeluaran kas.
9. Sistem akuntansi persediaan.
10. Sistem akuntansi aktiva tetap.
Sesuai dengan akuntansi yang telah dikemukkan itu, maka untuk menunjukkan fungsi-fungsi dari sistem tersebut, dari definisi tersebut di atas sistem akuntansi secara administratif akan terdiri dari bentuk-bentuk formulir serta laporan yang disajikan. Oleh karena itu fungsi akuntansi akan sejalan dengan fungsi bentuk-bentuk formulir, buku-buku catatan akuntansi, serta laporan akuntansi dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan pada apa yang telah disajikan di atas, maka jelaslah bahwa sistem akuntansi adalah suatu bentuk informasi sistem di dalam perusahaan. Sistem akuntansi merupakan daripada “Management Information Systen” khususnya informasi yang bersifat keuangan. Pelaksanaan fungsi sistem akuntansi ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan yang makin berkembang.
Sistem akuntansi membutuhkan sistem pekerjaan penyusunan laporan selanjutnya yang akan digunakan sebagai alat komunikasi untuk keperluan manajemen, baik keperluan intern maupun keperluan ekstern perusahaan. Pihak intern perusahaan memanfaatkan sistem akuntansi berserta hasil-hasilnya sebagai sarana manajemen dibidang perencanaan dan pengendalian, sedangkan pihak ekstern yang memiliki kepentingan umum meminta pertanggungjawaban perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan sistem akuntansi.

Read More …



KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG

Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi, radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode.
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.

Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada pelanggan

AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN

Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan.
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat dilakukan secara kredit.


PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :

Kas Rp 10.000.000
-Penjualan Rp 10.000.000

(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)

Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.



PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :

Piutang Dagang (account Receivable) Rp 10.000.000
-Penjualan (sales) Rp 10.000.000
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat :



10 Januari Piutang Dagang Rp 5.000.000
-Penjualan Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)


15 Janauri Kas Rp 4.875.000
Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000
-Piutang dagang Rp 5.000.000

( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan
yang dilaporkan tanggal 10 Januari)

RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN

Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.

Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta alasan pengkreditan tersebut.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang.
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah :

Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000
Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)


Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dank as dikredit


POTONGAN PENJUALAN

Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.

Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah :

20 Januari Piutang dagang Rp10.000.000
-Penjualan Rp 10.000.000

(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan
syarat 2/10,n/30)

Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :

30 Januari Kas Rp 9.800.000
Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah

19 Januari Kas Rp 7.840.000
Potongan tunai penjualan Rp 160.000
-Piutang dagang Rp 8.000.000
(untuk mencatat penerimaan piutang potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebesar Rp 8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah :

21 Januari Kas Rp 8.000.000
-Piutang Dagang Rp 8.000.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)

Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah :

PT Amazon
Laporan Rugi-Laba (sebagian)

Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000
Kurangi :
Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000
Potongan Penjualan Rp 160.000
jumlah Rp 410.000
Penjualan bersih …………………………………………. Rp 9.590.000

HARGA POKOK PENJUALAN

Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih.


PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY)

Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.

Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.

Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.


Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :

Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000
Pembelian Rp 530.000
Dikurangi :
Retur dan Potongan pembelian (Rp 20.000)
Potongan pembelian (Rp 10.600)
Pembelian bersih Rp 499.400
Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400
Dikurangi : Persediaan barang, 31 DesemberRp 60.000
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400


PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu

PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :


5 Januari Pembelia Rp 530.000
Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30)

Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan.


RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN
Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :

6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000
-Retur Pembelian Rp 20.000
(untuk mencatat pengembalian barang )

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode.
Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih.

POTONGAN TUNAI PEMBELIAN
Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.
Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah :

14 Januari Hutang dagang Rp 530.000
Potongan pembelian Rp 10.600
- Kas Rp 519.400
(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian
barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%)

POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual.


BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination).

Biaya Angkut bagi Pembeli
Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli.
Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :

15 Januari Pembelian Rp 5.050.000
- Hutang dagang Rp 5.050.000
(mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang pembeli)

Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah :

Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih dulu oleh penjual Rp 5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000
Jumlah pembayaran Rp 4.950.000

Amazon akan menjurnal :

20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000
- Kas Rp 4.950.000
- Potongan pembelian Rp 100.000

Biaya Angkut bagi penjual
Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan.

PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.


LABA KOTOR
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :

Penjualan bersih Rp 9.590.000
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
Laba Kotor Rp 9.140.600

BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum.
Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum.
Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.


LABA DARI OPERASIONAL
Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi.




Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan Neraca Lajur
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :
1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)

Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah :


Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan.
Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan.

Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002 (dalam ribuan ):

1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000
2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000



Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :

JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Jumlah
D K
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36.000
- Persediaan Barang Dagangan 36.000

31 Harga Pokok Penjualan 325.000
-Pembelian 325.000

31 Harga Pokok Penjualan 12.200
-Biaya Angkut Pembelian 12.200

31 Retur dan Potongan Pembelian 10.400
-Harga Pokok Penjualan 10.400

31 Potongan tunai pembelian 6.800
-Harga Pokok Penjualan 6.800

31 Persediaan barang dagangan 40.000
-Harga Pokok Penjualan 40.000

31 Biaya Asuransi 2.000
-Asuransi dibayar dimuka 2.000

31 Biaya Depresiasi Gedung 8.000
-Akum. penyusutan gedung 8.000

31 Biaya Gaji 5.000
-Hutang gaji 5.000

31 Biaya sewa 4.000
-Hutang sewa 4.000

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA terdiri dari
1. Laporan Laba rugi
2. Laporan Perubahan ekuitas
3. Neraca
4. Laporan arus kas
Read More …

Accounting & Financial Statement Essence

Pembukuan (bookkeeping) dalam scoop yang lebih sempit atau Akuntansi (accounting) dalam scoop yang lebih luas adalah cerminan dari kondisi keuangan suatu aktivitas bisnis (perseorangan maupun badan) yang di administrasikan.

Dengan kalimat sederhana, transaksi-transaksi yang yang dinilai/diukur, di catat, diakui dan di laporkan dalam accounting adalah reflection (=cerminan?) dari aktifitas bisnis itu sendiri. Sehingga, laporan keuangan (financial statement) merupakan instrument untuk menilai kondisi atau mengukur performance (kinerja) suatu bisnis atau usaha dalam scoop yang luas.

Elemen utama dari Laporan Keuangan pada dasarnya ada dua saja yaitu: Laporan Laba/Rugi (Profit & Lost Statement) dan Neraca (Balance Sheet). Sedangkan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) dan Laporan Perubahan Modal (Equity Statement) hanyalah instrument tambahan, yang even untuk perusahaan yang belum go-public tidak diharuskan. Bukan berarti tidak penting, tentu saja penting untuk menganalisa liquiditas perusahaan dan rasi-rasio lainnya.

LAPORAN LABA/RUGI (Profit & Lost Statement) adalah laporan yang disampaikan oleh pihak management sebagai "Assertion" (bentuk pertanggung jawaban) kepada stakeholder (pemegang saham) atau pemilik mengenai kondisi keuangan pada periode tertentu, yang nantinya akan dijadikan alat untuk menilai kinerja perusahaan untuk menjawab satu pertanyaan utama : “Apakah pada periode ini perusahaan dalam keadaan untung atau rugi?”.

Misalnya:

Laporan Laba/Rugi PT. Margo Mulyo, Periode 01 January s/d 31 December 2007

atau;

Laporan Laba/Rugi PT. Margo Mulyo, Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.

adalah laporan yang menunjukkan kinerja perusahaan dari tanggal 01 January hingga 31 Desember 2007.

Basic Equation untuk Profit & Lost Statement adalah seperti dibawah ini:

Profit/Lost = Revenue-COGS-Expenses


NERACA (Balance Sheet) adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu yang merupakan salah elemen laporan keuangan yang paling penting bagi stakeholder atau pemilik usaha untuk menjawab pertanyaan berikut ini:

Pada saat ini:….(misal: 31 Desember 2007)…

[-]. Berapa kekayaan bersih perusahaan? (Net Asset = Total Asset [minus] Liabilities).

[-]. Berapa tingkat liquiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban jangka pendeknya)?

[-]. Berapa tingkat solvability perusahaan (kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya.

[-]. Berapa akumulasi pengembalian investasi perusahaan (ROI=Return Of Investment)

[-}. Berapa akumulasi pengembalian modal (ROC=Return of Capital)

[-]. dan seterusnya…….

Semua pertanyaan tersebut terjawab dengan melakukan analisis terhadap nilai yang tercantum di masing-masing elemen Neraca.

Basic Equation untuk Neraca adalah seperti di bawah ini:

Indonesian Version : Asset = Liabilities + Equity

USA Version : Asset – Liabilities = Net Asset = Equity

Sedanagkan equoation untuk Equity adalah sebagai berikut:

Equity = Capital + Net Retained Earning

Net Retained Earning = Retained Earning + Earning - Dividen


Mana yang lebih menggambarkan Financial Statement Essence?, silahkan interpretasikan masing-masing, bahasa iklannya “Ambil baiknya Saja” (Ku Tau Yang Ku Mahu… Sempraittt…!) :-P


Alur Akuntansi (Accounting Allure)

Secara garis besarnya, jika saya gambarkan dengan diagram sederhana, kurang lebih seperti ini:

Catatan:

Di tahun buku sebelumnya tentu kita ada saldo awal di masing masing-rekening di neraca. Kemudian pada buku periode tahun berjalan akan terjadi activities di rekening-rekening.


Ilustrasi sederhana:

Setelah penutupan buku tahun 2006, Neraca PT. Royal Bali Cemerlang adalah sebagai berikut:

PT. ROYAL BALI CEMERLANG
Balance Sheet
(As Of Per Desember 31st, 2007)

Cash = Rp 1,100,000
Piutang = Rp 2,000,000
Persediaan = Rp 2,000,000
Aktiva Tetap Mesin = Rp 7,000,000
Akumulasi penyusutan Mesin = (Rp 1,000,000)
-----------------------------------------------
Total Asset = Rp 11,100,000=================================
Liabilities:
Utang = Rp 100,000

(*Net Asset = Rp 11,000,000) <-- Cut it here :-P Equity: Capital = Rp 5,000,000 Retained Earning = Rp 6,000,000 ----------------------------------------------- Total = Rp 11,100,000=================================

* Jika di summarizeed jadinya:

Total Asset = Rp 11,100,000
Liabilities = (Rp 100,000)
------------------------------
Net Asset = Rp 11,000,000
=====================
Equity = Rp 11,000,000=====================

Neraca setelah penutupan buku di atas sekaligus akan menjadi Neraca Awal di Tahun 2008.

Step 1: Setelah diperiksa, ditemukan bukti-bukti transaksi di tahun 2008 yang legitimate sebagai berikut:

Dan setelah dilakukan PHYSICAL COUNT lalu hasil phisical count dibandingkan dengan kartu stock, diketahui sisa akhir dari "Raw Material" adalah senilai Rp 2,000,000,-

Step-2: Journal Entry

Bukti-bukti transaksi dicatat dengan jurnal seperti dibawah ini:



Step-3: Memindahkan catatan transaksi ke Buku Besar (General Ledger)

Langkah berikutnya adalah memindahkan jurnal ke Buku besar, sehingga buku besar akan menjadi sebagai berikut:



Step-4: Memindahkan saldo-saldo buku besar ke TRIAL BALANCE (Neraca Percobaan)

Posisi Trial Balance menjadi seperti ini:





Step-5: Adjustment Entry

Selanjutnya lihat apakah ada yang perlu disesuaikan pada rekening ini?, setelah membaca artikel mengenai perolehan Aktiva Tetap di Accounting, Finance & Taxation, ternyata diketahui bahwa biaya angkut mesin seharusnya dikapitalisasi ditambahkan ke dalam perolehan aktiva mesin :-). Tetapi sudah terlanjur masuk ke buku besar, bagaimana?

Disesuaikan dengan memposting jurnal langsung ke General Ledger (buku besar):

[Debit]. Aktiva Tetap Mesin = Rp 500,000
[Credit]. Biaya Angkut = Rp 500,000

Dan atas penambahan perolehan aktiva tetap mesin beban penyusutannya diakui dengan jurnal:
[Debit]. Depreciation = Rp 62,500,-
[Credit]. Accum. Depreciation = Rp 62.500,-
(Life Time 8 tahun = Rp 500,000/8 = Rp 62,500,-)

Jurnal di atas akan membuat Buku Besar keempat rekening di atas akan berubah menjadi seperti dibawah ini:



Catatan:

Saldo Aktiva Tetap Mesin menjadi: Debit = Rp 8,500,000
Saldo Biaya Angkut menjadi Rp 0 (nol)
Saldo Depreciation (Penyusutan) menjadi: Debit = Rp 1,062,500
Saldo Accum. Deprec menjadi: Rp 1,062,500,-


Step-6: Membuat ADJUSTED TRIAL BALANCE

Selanjutnya saldo semua buku besar coba dimasukkan lagi ke ADJUSTED TRIAL BALANCE, dan hasilnya menjadi seperti dibawah ini:


Catatan: Perhatikan angka-angka yang berwarna merah, itu adalah rekening-rekening yang mengalami penyesuaian.

Langkah berikutnya tinggal: PENUTUPAN BUKU.

PROSEDUR DAN JURNAL TUTUP BUKU


Digg this
Prosedur dan Jurnal Tutup Buku ini akan menjadi akhir dari accounting cycle, disini akan dibahas secara specific konsep, prosedur dan pengerjaannya step—by—step, hingga mengahsilkan Laporan Keuangan (Profit/Lost Statement & Balance Sheet).

Di artikel sebelumnya (Alur Akuntansi [-baca-]) kita sudah sampai pada pembuatan “Adjusted Trial Balance” yang hasilnya seperti dibawah ini (sekedar mengingat kembali):


Artikel ini adalah lanjutan dari Alur akuntansi (Sorry for a while break), di artikel ini akan dilanjutkan.

Sebelum ke prosedur dan Jurnal Tutup Buku, berikut ini adalah cuplikan percakapan menarik sekaligus menggelitik yang saya extract dari suatu milis, kalau tidak salah ini adalah percakapan antara user suatu “Accounting Software” dengan seorang IT consultant:
Dari : DJ <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya lagi bingung dengan istilah posting. Itu maksudnya bagaimana? Kalokartu stok, piutang, dan hutang tidak di dihapus ntar bagaimana dengansaldo awal ? Biasanya kan pada tanggal 1 tiap bulannya diberiketerangan saldo awal, kalo lanjut terus bagaimana pada tanggal 1 bulanberikutnya?
Halo D,
Posting itu bahasa akuntansi yang artinya memasukkan semua jurnal kebuku besar. Hanya saat ini lebih baik langsung dimasukkan secaraotomatis (posting otomatis). Kan setiap akhir bulan, kartu stok, piutang, hutang, jurnal, bukubesar, laba rugi dan neraca ditutup bulan. Jadi pasti saldo awal bulanini adalah saldo akhir bulan lalu. Data kartu stok, piutang, hutang,jurnal, buku besar, laba rugi dan neraca tidak perlu dihapus, agar siuser bisa melihat data yang bulan2 lalu.
Advess
ISV and IT Consultant


Dihapus?”. I don't mean to insult anybody, but it sound ODD to me. Tentu saja “hapus/tidak” bukanlah pilihan (mirip-mirip judul lagu di MTV ya?). Saya rasa pertanyaanya bukan dihapus atau tidak, tetapi “bagaimana prosedurnya yang benar?” :-).


Apa Essensi Tutup Buku?

Arti harfiah “Tutup Buku” mengesankan bahwa pembukuan perusahaan ditutup, apakah berarti buku catatan keuangan perusahan ditutup?.

Concept dasar tutup buku adalah memindahkan "Nominal Accounts" dan "Dividen" ke rekening “Retained Earning (Laba Ditahan)” sehingga diperoleh nilai “Equity (modal)” di akhir periode”.
Tutup buku dimaksudkan untuk:

[-]. Melakukan pemisahan (dikenal dengan istilah “CUT-OFF/PISAH BATAS”) antar periode/tahun buku.
[-]. Menentukan “Laba/Rugi” di akhir periode.
[-]. Memperoleh “Neraca Akhir”
[-]. Memisahkan “Hard Copy” (bukti transaksi) antar periode/tahun buku
Dan setelah tutup buku nantinya diharapkan agar berbagai pihak (yang berkepentingan) dapat:

[-]. Menilai “achievement progress” atau perkembangan pencapaian perusahaan ke arah objective (tujuan) perusahaan (organisasi) yang pada dasarnya adalah “Profit/Laba”.
[-]. Mengetahui kekayaan perusahaan di akhir periode.
[-]. Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (liquidity) dan jangka panjangnya (solvability), dan rasio keuangan lainnya.

You may questioning “Account apa saja yang disebut sebagai Nominal Account ?

Nominal Account: adalah account-account temporary yang harus ditutup diakhir periode ke rekening “Retained Earning (Laba Ditahan)”, yang meliputi:

- Cost & Expense accounts (Cost & Biaya)
- Income Tax
- Revenue accounts (Pendapatan)
Disamping "Nominal Account", "Dividen" juga harus ditutup.

Dari Penjelasan diatas saya yakin, sudah mulai ada gambaran yang cukup mengenai apa itu tutup buku, dan mungkin sudah mulai ada gambaran bagaimana seharusnya prosedur tutup buku itu?. Anyway, I am handing-this-on right now, read on....

Prosedur dan Jurnal Tutup Buku

Pada dasarnya prosedur tutup buku sederhana saja. Tehnisnya seperti ini:

Step-1: Pisahkan “Nominal Accounts” dengan “Real Account”

Jika kita pisahkan account-account yang ada di trial balance ke dua kelompok di atas maka akan menjadi sebagai berikut:




Step-2: Menutup “Nominal Account” ke “Income Statement (Lap. Laba Rugi)”

Pemindahan nominal account (Revenue/Sales, Cost & Expenses) ke Income Statement dilakukan dengan:

(a). Menutup Cost & Expense ke “Profit/Lost”
(b). Menutup Revenue/Sales ke “Profit/Lost”

Dengan jurnal :



Catatan:
Costs & Expenses ditutup dengan men-debit rekening "Profit/Lost", sedangkan Revenue ditutup dengen meng-credit rekening "Profit/Lost"
Dengan kedua jurnal di atas maka:

[-]. Saldo akhir semua account Cost, Expense, & Revenue akan menjadi 0 (nol).
[-]. Dan membentuk Buku Besar “Profit/Lost”.


Step-3: Membuat “Profit & Lost Statement”
Dari sini “Profit & Lost Statement” sudah sudah bisa di-construct, dan hasilnya akan seperti dibawah ini:




Catatan: Hasil akhirnya masih berupa “Earning Before Tax” = Rp 15,437,500


Step-4: Menghitung “Income Tax”

Dengan “Earning Before Tax” diatas maka “Income Tax " dapat kita hitung (Laba Kena Pajak dibawah Rp 50,000,000 so rate-nya 10%):

Rp 15,437,500 x 10% = Rp 1,543,750


Step-5: Posting “Income Tax”

Income Tax dijurnal dengan:


Catatan:
Jurnal diatas akan membentuk Buku Besar baru yaitu:

Buku Besar “Income Tax” dengan saldo Debit = Rp 1,543,750
Buku Besar “Income Tax Payable” dengan saldo Credit = Rp 1,543,750


Step-5: Menutup Buku Besar "Income Tax" ke "Profit/Lost"

Karena Income Tax juga termasuk account nominal, agar saldo akhirnya juga menjadi nol maka ditutup dengan jurnal:

Setelah Income Tax ditutup ke buku besar "Profit/Lost" maka “Profit & Lost Statement” sudah bisa diconstruct sempurna. Setelah Income Tax dimasukkan, maka Income Statement akhir akan kita peroleh seperti dibawah ini:




Catatan: Setelah rekening-rekening Cost, Expense, Revenue & Income Tax ditutup ke rekening baru "Profit/Lost", maka Buku Besar "Profit/Lost" akan menjadi seperti dibawah ini:





Step-6: Menutup Buku Besar “Profit/Lost” ke “Retained Earning”

Pada akhirnya Buku Besar “Profit/Lost” juga harus kita tutup. Dan “Profit/Lost” ditutup ke “Retained Earning” dengan jurnal:


Catatan:
Pada dasarnya semua nominal account hanyalah tempat persinggahan sementara, yang pada akhirnya ditutup ke Retained Earning (Real Account), itulah sebabnya Nominal Account sering disebut dengan "Temporary Account".

Sekarang semua Nominal Account telah kita tutup
Tetapi masih ada satu rekening yang masih open, yaitu “Dividen” yang dibayarkan kepada pemegang saham sebesar Rp 1,000,000,- dan ini harus ditutup juga.


Step-7: Menutup “Dividen” ke “Retained Earning”

Dividen ditutup dengan jurnal:



Sampai saat ini semua Nominal Account & Dividen telah ditutup, artinya: SEMUA REKENING NOMINAL SUDAH BERSALDO 0 (NOL), tinggal “Real Account” yang masih ada saldonya, karena memang Real Account akan rolled up ke periode berikutnya.

Langkah selanjutnya adalah membuat “Neraca Lajur”.


Step-8: Membuat “Neraca Lajur”

Jika semua buku besar yang masih ada saldo-nya (Real Account) kita masukkan ke dalam “Neraca Lajur” maka hasilnya akan seperti dibawah ini:



Step-9: Membuat Neraca Akhir (31-Dec-2008)

Dari Neraca lajur pada step-8 diatas maka kita sudah bisa mendapatkan “NERACA Per 31 Desember 2008” seperti dibawah ini:



Catatan: (Penting)
Jika ada penyesuaian-penyesuaian, maka perlu dilakukan “Penyesuaian Kembali pada saat menjelang awal tahun buku. Hal ini dimaksudkan agar buku tetap consistent,
Read More …

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

.

Followers