Agama
Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw.
sehingga untuk mengerti / memahami Islam haruslah bersandar kepada
informasi dari Allah (Al Quran) dan Nabi Muhammad saw (Hadits). Hanya
Sang Pembawa Risalah (Nabi) yang berwenang memberi pengertian tentang
agama yang dibawanya. Penilaian seseorang terhadap sesuatu sangat
tergantung kepada pengetahuan dan pemahaman orang tersebut kepada
sesuatu yang dinilainya. Dalam Al Qur'an Allah berfirman: " wa ma
utiitum minal 'ilmi illa qaliilaa " (dan tidaklah Aku memberikan ilmu
kepada manusia kecuali sedikit), juga firmanNya yang lain: " innahu
kaana dzaluuman jahuula " (sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan
bodoh). Oleh karenanya, manusia itu perlu diberi petunjuk dan dibimbing.
Allah memberi petunjuk melalui RasulNya, dan Rasul itulah yang memberi
bimbingan kepada manusia berdasar wahyu Allah. Manusia diciptakan oleh
Allah dan Allah pula yang mengurusnya, bahkan seluruh alam ini. Dengan
demikian Islam adalah agama sejak adanya manusia dan syariatnya
(aturannya) terus berkembang sesuai perkembangan zaman, hingga akhirnya
Allah menyempurnakan agama Islam dengan syariat yang dibawa oleh
RasulNya (Muhammad saw) sebagai penutup nabi dan Rasul sebelumnya dan
tidak ada lagi nabi maupun Rasul yang diutus sesudahnya. Dalam Al Quran
surat Al Maidah ayat 3 Allah berfirman: "Pada hari ini telah Aku
sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmatKu atasmu dan
telah kuridhoi Islam menjadi agamamu". Itulah Agama Allah yakni Islam,
agama yang sempurna, yang tidak ada keraguan atasnya. dan barangsiapa
yang beragama selain agama Islam maka tidak akan diterima oleh Allah
karena agama tersebut bukan Agama Allah.
B. Fungsi Agama Islam
Setelah kita mengkaji pengertian agama menurut Barat dan terserlahnya
perbedaan agama Islam dengan agama-agama lain ada baiknya kita
mengetahui ciri-ciri Islam itu sendiri, kerana dengan mengetahui
ciri-ciri ini kita dapat mengetahui keistimewaan Islam.
1. Rabbaniyyah. Bahwa Islam adalah agama yang secara sah dan rasmi
diturunkan oleh Allah. Syari’at yang ada didalamnya adalah wahyu, bukan
ciptaan manusia bahkan bukan juga rekaan Nabi (Yunus:15). Ini bermakna
Islam adalah agama untuk seluruh ummat manusia di mana juga mereka
berada dan hingga ke akhir zaman (al-Anbiya’:107).
2. Agama Islam itu bersesuaian dengan fitrah dan akal manusia. Segala
hukum yang telah diturunkan oleh Allah tidak bertentangan dengan akal
sehat manusia, bahkan akal tersebut jika betul-betul digunakan ia akan
menemukan keagungan dan keesaan Allah. Adapun yang nampak bertentangan
ialah kerana akal manusia(kerana keterbatasannya) tidak dapat memahami
dan mentafsirkan apa yang dikehendaki dan dimaksudkan oleh Allah. Segala
apa yang disyari’atkan itu pada hakikatnya sesuai dan menepati fitrah
manusia, kerana Allah sajalah yang amat mengetahui hakikat dan kejadian
manusia(al-Rum:30,al-Baqarah:164).
3. Agama Islam itu mudah dan Jelas. Allah tidak mensyari’atkan sesuatu
yang diluar kemampuan manusia, disamping itu juga Allah telah memberikan
keringanan (rukhsah) pada keadaan-keadaan tertentu. Di dalamIslam tidak
ada sesuatu ayng sulit difahami kerana kerumitannya. Asas tauhid Islam
jelas kerana segalanya telah diterangkan oleh al-Qur’an, tidak
ditokok-tambahkan oleh golongan tertentu, sebagaimana yang terjadi pada
sebahagian agama. Seseorang itu mempunyai akses langsung kepada Allah
tanpa perlu adanya perantara, semua orang sama taraf disisi Allah. Dalam
Islam tidak ada pendeta-pendeta yang mengatasnamakan tuhan dan
mempunyai hak istimewa ditaati dan memberikan ampunan.
4. Syumuliyyah. Ini bermakna bahwa islam memberikan teori yang lengkap
dan mendalam tentang alam semesta bagaimana ia diciptakan, ciri-cirinya
dan bagaimana ia berjalan mengikuti ketetapan Allah. Begitu juga tentang
penciptaan manusia dan kehidupan.
5. Agama Islam juga bercirikan al-wasatiyyah atau tawazun (moderate).
Posisi Islam tidak terlalu menumpukan pada ruhaniyyah sehingga melupakan
material, Islam merangkumi dunia dan akhirat tidak menumpukan pada
akhirat sehingga melupakan dunia dan Islam juga tidak menghinakan dunia,
akan tetapi menempatkannya pada tempat yang betul. Islam juga
memberikan gambaran yang tidak ekstrim dalam sesuatu hal tetapi tegas
dalam hal yang berkaitan dengan prinsip, individu dan masyarakat sama
pentingnya tidak boleh mengorbankan maslahah orang ramai demi
kepentingan individu tetapi tidak pula maslahah orang ramai dijadikan
legalisasi untuk mengorbankan kepentingan individu.
6. Al-ijabiyyah, Islam adalah agama yang positif. Islam memberikan kesan
yang positif dalam kehidupan manusia, hubungannya dengan sesama manusia
dan hubungannya dengan Allah akan semakin erat. Ini dapat dibuktikan
dengan kehidupan seorang muslim yang lebih tenang dan bahagia dibanding
dengan orang tidak beragama atau yang beragama lain. Seorang muslim tahu
akan kebahagiaan sebenar yang jauh dari materialistic, ia selalu merasa
adanya perlindungan dan rahmat Allah.
7. Agama Islam juga adalah agama yang realistic (al-waqi’iyah), tidak
idealis. Setiap hukum dalam Islam mengambil kira keadaan manusia dan
memberikan keringanan bila berhalangan. Oleh kerana itu tidak boleh
dikatakan tidak sesuai dengan perkembangan zaman, kerana fiqih Islam
sebenarnya dapat menjawab segala masalah/perkembangan baru dalam
kehidupan manusia, selama pintu ijtihad terbuka kepada mujtahid.
C. Tujuan Agama Islam
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu
sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan,
langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap
semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat
dalam dirasakan.
Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental
sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja
untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektual atau hanya manfaat
kebendaan yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh sebagi makhluk
yang rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral
dan fisik keluarga mereka, masyarakat dan umat manusia.
Pendidikan Islam yang memiliki tujuan besar dan universal ini, bukan
berlangsung temporal, tapi dilakukan secara berkesinambungan. Artinya
tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada
batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan
terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan.
Kita telah memahami, sasaran pendidikan dan pembinaan ini adalah
kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah
pendidikan adalah mencapai keridhaan Allah SWT, seperti termaktub dalam
firman Allah : “ Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia berkata kepada
manusia, `hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah
Allah.` Akan tetapi (dia berkata), `Hendaklah kamu menjadi orang-orang
Robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya”.(3: 79).
D. Ruang Lingkup Agama Islam
Islam berasal dari kata Aslama yang merupakan turunan (deviasi) dari
kata assalmu, assalamu, assalamatu yang artinya bersih dan selamat dari
kecacatan lahir batin. Dari asal kata ini dapat disimpulkan bahwa Islam
mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada
kehendak Allah. Kepatuhan dan ketundukan kepada Allah itu melahirkan
keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian kepada sesama manusia
dan lingkungannnya.
Pengertian Islam secara terminologis diungkapkan Ahmad Abdullah
Almasdoosi (1962) bahwa Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada
manusia sejak manusia digelarkan ke muka bumi, dan terbina dalam
bentuknya yang terakhir dan sempurna dalam Alquran yang suci yang
diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya yang terakhir, Nabi Muhammad SAW.
Dari kajian tentang agama tadi kita dapat menyimpulkan bahawa Islam
bukanlah sekadar agama yang membangun spiritual sesuatu masyrakat, Islam
tidak cukup dengan menjalankan solat lima waktu, puasa, zakat dan Haji.
Pandangan yang sempit terhadap Islam adalah hasil sekularisasi, dengan
tidak disedari telah merasuk kedalam pemikiran ummat Islam.
Lebih daripada itu Islam adalah cara hidup (way of life). Agama Islam
memberi jawapan kepada pertanyaan abadi kehidupan (eternal question of
life ) pertanyaan tersebut adalah darimanakah asal-usul manusia?
Kemanakah mereka akan pergi dan apakah arti kehidupan ini?. Dari mula
lagi Islam telah memberikan jawapan kepada persoalan tersebut dengan
jelas. Bahkan menyediakan jalan bagaimana manusia harus hidup agar
mereka tidak sia-sia dan sesat dengan menerangkan bahwa satu-satunya
cara untuk selamat adalah dengan menuju kearah al-sirat al-mustaqim
(jalan yang lurus)
Selain mambangun insan yang bermoral Islam juga membangun tamadun yang
luhur, Islam tidak sepatutnya dipisahkan dari politik dan
kemasyarakatan. Manusia sebagai khalifah berfungsi untuk memastikan
hukum Syari’at Allah berlaku di bumi ini. Hal ini dibuktikan dengan
fakta bahwa nabi sendiri membangun sebuah negara dan mengatur sistem
kemasyarakatan (sosial order). Bahkan sebenarnya Islam tidak dapat
dilaksanakan sepenuhnya tanpa tegaknya negara Islam yang
bertanggungjawab melaksanakan Syari’at Allah.
Konsep Ibadah dalam Islam jauh lebih luas daripada apa yang dinamakan
sembahyang dalam sesuatu agama. Worship atau sembahyang tidak dapat
disamakan dengan ibadah. Ibadah sepertimana yang dijelaskan oleh Ibnu
Taimiyyah adalah istilah yang merangkumi segal perbuatan yang disenangi
dan diredhai Allah S.W.T. Oleh kerananya ibadah itu dapat terlaksana
dengan mematuhi segala apa yang diperintahkan Allah. Dengan kata lain
Ibadah merupakan gambaran yang menyeluruh daripada agama (ad-din).
Categories:
Pendidikan Agama